Selasa, 17 April 2012

Tarumartani, Pabrik Cerutu Nan Legendaris

Tarumartani, Pabrik Cerutu Nan Legendaris

Bab I

PENDAHULUAN

1.1 Sejarah Produk Taru Martani, Cigar Van Java

Sejak tahun 1918, Taru Martani senantiasa menciptakan formulasi campuran tembakau cerutu yang bercita rasa tinggi guna memenuhi keinginan dari pecinta cerutu sejati. Saat ini Taru Martani memproduksi 14 jenis cerutu yang sudah dikenal diseluruh dunia, yaitu Cigarillos/Treasure, Extra Cigarillos, Senoritas, Panatella, Slim Panatella, Half Corona, Corona, Super Corona / Grand Corona, Boheme, Royal, Perfecto, Rothschild, and Churchill.
Taru Martani saat ini memproduksi 3 formulasi campuran cerutu yaitu : Natural Cigar (murni tembakau), Flavour Cigar (tembakau dengan saus/aroma Mint, Amareto, Vanilla, Rum dan Hazelnut) dan Mild Cigar (tembakau "ringan'). Untuk bahan baku, Taru Martani mendatangkan tembakau dari daerah Besuki, Jember, Jawa Timur. Tembakau tersebut bernama Java Besuki yang memiliki rasa tembakau yang cukup menonjol dengan warna coklat kehitaman.
Java Besuki digunakan untuk pembungkus dalam (omblad) dan pembungkus luar ( dekblad) cerutu. Sementara untuk isi (filler) digunakan tembakau Java Besuki yang telah dicampur dengan tembakau dari Havana dan Brasil. Keunikan pembuatan cerutu Taru Martani adalah karena semua proses pembuatannya dilakukan secara manual dengan tangan. Oleh karena itu dapat dikatakan setiap batang cerutu dibuat dengan ketelitian tinggi dan menjadi hasil karya yang terpilih.
Empat belas jenis cerutu produksi Taru Martani saat ini telah menjadi komoditi ekspor yang cukup menjanjikan. Pasarannya merambah negara Belanda, Belgia, Jerman, Cekoslovakia, Amerika, Asia dan dalam waktu dekat Taru Martani akan melebarkan sayap ke Eropa Timur dan Eropa Tengah serta ASEAN.
PD. Taru Martani, sebuah perusahaan dagang milik pemerintah daerah yang hingga kini masih memproduksi cerutu baik untuk dalam dan luar negeri. PD Tarumartani berdiri pada tahun 1918. Waktu itu didirikan oleh salah seorang penduduk berkewarganegaraan Belanda.
Awalnya pabrik ini didirikan di daerah Bulu, tepi jalan Magelang dan bernama N.V. Negresco. Dan pada tahun ketiga 1921 baru dipindahkan ke lokasi yang sekarang ini. Pada masa pendudukan Jepang di Jogjakarta, pabrik ini pun berganti nama menjadi Java Tobacco Kojo. Dan baru pada 23 September 1972 nama PD. Taru Martani diresmikan oleh menteri ekuin yang kala itu dijabat oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX.
Taru Martani tidak diambil sebagai nama tanpa makna. Seperti orang jawa pada umumnya, sebuah nama selalu memiliki makna tertentu. Taru atau (n)daru bermakna daun, sedangkan martani berarti kehidupan. Jadi arti dari Tari Martani adalah daun (tembakau) yang memberikan sumber kehidupan. Tentu saja ini bagi petani tembakau dan karyawan pabrik. Bagi perokok (aktif maupun pasif) daun tersebut justru akan mengambil kehidupannya.
1.2 Pola Bisnis Taru Martani
Dalam mobilitas kegiatan usahanya, Taru Martani menerapkan ”Strategi Bisnis Model 6 komponen bangunan ekonomi” sebagai acuan pengembangan kegiatan usaha untuk jangka prndek, menengah dan jangka panjang, rancangan strategi bisnis tersebut diharapkan dapat menjadi landasan bagi tercapainya visi dan misi perusahaan.
1.3 Visi dan Misi Taru Martani
1.3.1 Visi
Visi Perusahaan Taru Martani adalah mewujudkan masyarakat atau sumber daya manusia yang berketerampilan, berpengetahuan dan berakhlak dalam mengelola dan mengendalikan Sumber Daya Alam, Sumber Daya Ekonomi secara komprehensif, terpadu dan berkesinambungan sehingga pada gilirannya akan diperoleh masyarakat yang berkeadilan, makmur dan sejahtera. Selain itu juga menjadikan perusahaan sebagai lokomotif ekonomi yang dapat mendayagunakan seluruh potensi yang dimiliki guna memberikan kemaslahatan dan kesejahteraan bagi masyarakat khususnya yang berdomisili di Propinsi Daerah Iastimewa Yogyakarta.
1.3.2 Misi
Sementara Misi Taru Martani adalah mendorong terbentuknya fungsi dan peran Perusahaan sebagai Lokomotif Ekonomi yang berorientasi pada laba (profit oriented) dengan bertindak secara komersial dengan tujuan memberikan kontribusi PAD sebesar-besarnya pada pemegang saham dan sekaligus berorientasi pula pada peningkatan kemaslahatan (benefit oriented) bagi para ”Stake Holder”.
1.4. Distribusi dan Perdagangan
Peluang pengembangan bisnis Taru Martani dari aspek hilir (demand-side) sangat potensial khususnya pengembangan bisnis di sektor distribusi dan perdagangan baik nasional maupun internasional. Selanjutnya setiap pengembangan bisnis di sektor hilir disinkronisasi agar dapat mendukung core competence perusahaan.
1.5 Insan
Pada akhirnya ”Strategi Bisnis Model 6 komponen ekonomi” yang memfasilitasi tercapainya visi dan misi perushaan bisa terlaksana jika didukung oleh sumber daya manusia yang berketerampilan, berpengetahuan dan berakhlak serta berkompeten sehingga mampu mengelola perusahaan dengan baik. Untuk menunjang aspek ini maka diperlukan budaya perusahaan ”corporate culture” yang memperhatikan aspek sosiologis, spiritual, budaya lokal serta tuntutan budaya industri modern.
1.6 Budaya Perusahaan
Budaya perusahaan Taru Martani pada prinsipnya berlandaskan pada 3 (tiga) sasaran utama, yaitu:
  1. Mengusahakan rasa aman bagi karyawannya
  2. Mengembangkan lingkungan kerja yang kondusif untuk menciptakan rasa nyaman
  3. Membentuk sumber daya manusia yang berintegritas
Sebagai penunjang budaya perusahaan agar dapat terimplementasi dengan baik, perusahaan memayunginya dengan kebijakan ”Corporate Governance” yang bijaksana dan dinamis. Untuk mencapai optimalisasi itu dalam struktur organisasi perusahaan dirancang konsep ”Strategic Committee” yang menjadi jembatan antara kebijakan strategis dan penjabaran operasional. ”Strategic Committee” melibatkan unsur Badan Pengawas dan Direksi. Selanjutnya jajaran manajemen perusahaan yang terdiri dari direksi dan kepala bagian membentuk ”Executive Committee” sebagai komite operasional yang menusun dan menetapkan kebijakan manajerial perusahaan, dimana selanjutnya akan dilaksanakan oleh jajaran Kepala Seksi yang tergabung dalam ”Implementation Committee”
BAB II

PROSES BISNIS TARU MARTANI

2.1 Proses Pembuatan Cerutu
Kami yang waktu itu ditemani oleh mbak Retno salah satu pegawai PD Taru Martani, mendapat banyak penjelasan tentang proses produksi cerutu kualitas ekspor ini. Bagian pertama adalah bagian daun pembungkus cerutu. Biasanya saya akan merasa mual ketika mencium bau tembakau. Namun, diruang tersebut saya tidak mendapati bau tembakau. Aroma vanilalah yang justru tercium diruang itu, membuat saya betah berlama-lama diruang tersebut. Diruang inilah tembakau diolah sebagai pembungkus, dicuci kemudian diangin-anginkan.
Selanjutnya adalah ruangan dimana mesin-mesin pencacah daun ditempatkan. Mesin-mesin ini sudah ada sejak pabrik tersebut masih milik perorangan warga Belanda. Memang meskipun hampir keselurahannya dikerjakan secara manual, tapi proses pencacahan/pemotongan daun tembakaunya sudah menggunakan mesin.
Tembakau yang diolah PD Taru Martani didatangkan dari berbagai tempat, Jember, Boyolali bahkan Brazil. Diruang ini saya mencium bau tembakau beraroma vanilla, dan juga rum/bir. Yang ternyata memang untuk produk luar negeri cerutu Taru Martani diproduksi dengan aroma khusus seperti vanilla dan juga mint.
Setelah ruangan mesin strip dan campuran, ruang berikutnya adalah ruang pembuatan kepongpong cerutu dan juga mesin pres. Jadi setelah kepongpong cerutu dibuat selanjutnya akan di pres menggunakan mesin pres. Baru kemudian diberi label sesuai dengan rasa dan produknya.
Hingga kini Taru Martani memproduksi 3 formulasi cerutu Natural Cigar (murni tembakau), Flavour Cigar (tembakau dengan saus/aroma Mint, Amareto, Vanilla, Rum dan Hazelnut) dan Mild Cigar (tembakau “ringan’).
Berhubung mbak Retno juga memiliki kesibukan sendiri dan terlalu cepat menjelaskan, saya dan rombongan pun menjadi belum puas berkeliling di pabrik seluas + 2 hektar tersebut. Terlebih hampir 300an karyawan yang didominasi wanita yang sedang bekerja disana pun membuat membuat kami tak bosan untuk berkeliling sekali lagi.
Dengan membayar IDR 15000 per orang, kita sudah bisa menengok dapur cerutu buatan Indonesia yang melegenda hingga mancanegara dan mendapatkan bingkisan beberapa produk cerutu untuk dibawa pulang.
Ingin mencoba produk lainnya? Bisa dibeli waktu berkunjung, dari Senin hingga Jumat pukul 08.00 hingga 14.00, langsung saja menuju ke bagian Koperasi untuk menemui salah satu petugas yang akan mengantarkan berkeliling dan memberikan penjelasan.
Taru Martani , sebuah tempat wisata alternatif bagi yang hobby mengkoleksi cerutu atau bagi yang ingin sekedar mengetahui bagaimana kenikmatan dalam sebuah batang cerutu diciptakan.

2.2 Bagan Proses Pembuatan Cerutu 2.3 Koleksi Cerutu Taru Martani

Dari sekian banyak jenis cerutu yang dibuat oleh Taru Martani ada 5 merk yang menjadi andalan merek.

SENATOR

Sebenarnya sejak tahun 1918 Taru Martani sudah memproduksi cerutu dengan model dan ukuran yang sama dengan merek Senator, hanya secara resmi penggunaan merek Senator baru dimulai pada tahun 1952. Cerutu Senator generasi pertama diproduksi dengan model knak (lancip seperti peluru) yang merupakan model orisinil cerutu dan dibuat dengan ukuran Royal.

MUNDI VICTOR

Sama halnya dengan Senator, Mundi Victor Boheme juga diproduksi sejak tahun 1918. Tetapi mulai menggunakan merek Mundi Victor resminya adalah tahun 1952

ADIPATI

Dalam perkembangannya, Taru Martani mulai memproduksi cerutu dengan 'nama Indonesia". Tahun 1972 dengan diproduksinya cerutu dengan merek Adipati. Merek ini dibuat dalam 4 ukuran yaitu Adipati Super Corona, Adipati Patella, Adipati Slim Panatella dan Adipati Hal Corona.

RAMAYANA

Pada tahun yang sama (1972) diproduksi juga cerutu Ramayana. Sedangkan Ramayana dibuat 9 ukuran yaitu :Ramayana Corona, Ramayana Super Corona, Ramayana Senoritas, Ramayana Cigarillos, Ramayana Cuban Corona, Ramayana Cuban Perfecto, Ramayana Rothschild, Ramayana Super Rothschild, dan Ramayana Churchill.

BOROBUDUR

Diilhami oleh ciri khas yang mengingatkan orang akan Indonesia serta merupakan salah satu keajaiban dunia, Taru Martani memilih nama Borobudur sebagai brand cerutu. Cerutu Borobudur mulai diproduksi tahun 1987. Merek ini diproduksi hanya dengan satu ukuran yaitu Borobudur Cigarillos dengan ukuran 90x8.5 mm)

SHAG TOBBACO

Product Code : Product Name : Countryman Description : Packing 50 g Packaging :
Priced : -0.00
Product Code : -
Product Name : Drum (Under Licensed ITG)
Description : Packing 40 g
Packaging : -
Priced : -0.00

CIGAR

Product Code : Product Name : Ramayana Super Rothschild Description : Lenght 6 -ring gauge 50 -packing 25 Packaging :
Priced : -0.00
Product Code : -
Product Name : Ramayana Super Corona
Description : Lenght 8 1/4 -ring gauge 42 -packing 10
Packaging : -
Priced : -0.00
Product Code : -
Product Name : Ramayana Rothschild
Description : Lenght 5 -ring gauge 50 -packing 25
Packaging : -
Priced : -0.00
Product Code : -
Product Name : Ramayana Churchill
Description : Lenght 7 -ring gauge 50 -packing 25
Packaging : -
Priced : -0.00
Product Code : -
Product Name : Ramayana 10
Description : Lenght 4 -ring gauge 42 -packing 10
Packaging : -
Priced : -0.00
Product Code : -
Product Name : Ramayana 5
Description : Lenght 4 -ring gauge 42 -packing 5
Packaging : -
Priced : -0.00
Product Code : -
Product Name : Adipati Half Corona
Description : Lenght 4 1/2 -ring gauge 36 -packing 5
Packaging : -
Priced : -0.00
Product Code : -
Product Name : Adipati Panatella 10
Description : Lenght 5 -ring gauge 32 -packing 10
Packaging : -
Priced : -0.00
Product Code : -
Product Name : Adipati Slim Panatella 5
Description : Lenght 7 -ring gauge 28 -packing 5
Packaging : -
Priced : -0.00
Product Code : -
Product Name : Adipati Super Corona
Description : Lenght 8 1/4 -ring gauge 42 -packing 10
Packaging : -
Priced : -0.00
Product Code : -
Product Name : Adipati Panatella 50
Description : Lenght 5 -ring gauge 32 -packing 50
Packaging : -
Priced : -0.00
Product Code : -
Product Name : Adipati Slim Panatella 50
Description : Lenght 7 -ring gauge 28 -packing 50
Packaging : -
Priced : -0.00
Product Code : -
Product Name : Mundi Victor
Description : Lenght 4 -ring gauge 48 -packing 5
Packaging : -
Priced : -0.00
Product Code : -
Product Name : Senator Royal
Description : Lenght 4 1/4 -ring gauge 48 -packing 25
Packaging : -
Priced : -0.00

Tembakau


Perkebunan tembakau
Tembakau adalah produk pertanian yang diproses dari daun tanaman dari genus Nicotiana. Tembakau dapat dikonsumsi, digunakan sebagai pestisida, dan dalam bentuk nikotin tartrat dapat digunakan sebagai obat.[1] Jika dikonsumsi, pada umumnya tembakau dibuat menjadi rokok, tembakau kunyah, dan sebagainya. Tembakau telah lama digunakan sebagai entheogen di Amerika. Kedatangan bangsa Eropa ke Amerika Utara memopulerkan perdagangan tembakau terutama sebagai obat penenang. Kepopuleran ini menyebabkan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat bagian selatan. Setelah Perang Saudara Amerika Serikat, perubahan dalam permintaan dan tenaga kerja menyebabkan perkembangan industri rokok. Produk baru ini dengan cepat berkembang menjadi perusahaan-perusahaan tembakau hingga terjadi kontroversi ilmiah pada pertengahan abad ke-20.
Dalam Bahasa Indonesia tembakau merupakan serapan dari bahasa asing. Bahasa Spanyol "tabaco" dianggap sebagai asal kata dalam bahasa Arawakan, khususnya, dalam bahasa Taino di Karibia, disebutkan mengacu pada gulungan daun-daun pada tumbuhan ini (menurut Bartolome de Las Casas, 1552) atau bisa juga dari kata "tabago", sejenis pipa berbentuk y untuk menghirup asap tembakau (menurut Oviedo, daun-daun tembakau dirujuk sebagai Cohiba, tetapi Sp. tabaco (juga It. tobacco) umumnya digunakan untuk mendefinisikan tumbuhan obat-obatan sejak 1410, yang berasal dari Bahasa Arab "tabbaq", yang dikabarkan ada sejak abad ke-9, sebagai nama dari berbagai jenis tumbuhan. Kata tobacco (bahasa Inggris) bisa jadi berasal dari Eropa, dan pada akhirnya diterapkan untuk tumbuhan sejenis yang berasal dari Amerika.

Daerah penghasil tembakau

Indonesia

Dua orang pegawai perusahaan perkebunan tembakau "Deli-Maatschappij" di awal abad ke-20 di Deli, Sumatera Timur.
Di Indonesia, tembakau yang baik (komersial) hanya dihasilkan di daerah-daerah tertentu. Kualitas tembakau sangat ditentukan oleh lokasi penanaman dan pengolahan pascapanen. Akibatnya, hanya beberapa tempat yang memiliki kesesuaian dengan kualitas tembakau terbaik, tergantung produk sasarannya.
Berikut adalah jenis-jenis tembakau yang dinamakan menurut tempat penghasilnya.
  • Tembakau Deli, penghasil tembakau untuk cerutu
  • Tembakau Temanggung, penghasil tembakau srintil untuk sigaret
  • Tembakau Vorstenlanden (Yogya-Klaten-Solo), penghasil tembakau untuk cerutu dan tembakau sigaret (tembakau Virginia)
  • Tembakau Besuki, penghasil tembakau rajangan untuk sigaret
  • Tembakau Madura, penghasil tembakau untuk sigaret
  • Tembakau Lombok Timur, penghasil tembakau untuk sigaret (tembakau Virginia)
  • Tembakau Kaponan (Ponorogo), penghasil tembakau untuk tingwe (tembakau jenis sompo rejep)
saat ini Kota Jember juga sebagai penghasil tembakau.

Referensi dan pranala luar

  1. ^ [1]

Rabu, 04 April 2012

Kennedy Beli 1.200 Cerutu Kuba Sebelum Mengembargo


Khairisa Ferida
Presiden John F Kennedy (Foto : Daily Mail)
Presiden John F Kennedy (Foto : Daily Mail)
WASHINGTON - Pada 6 Februari 1962 selang beberapa jam sebelum Amerika Serikat memberlakukan embargo terhadap Kuba, mendiang Presiden John F Kennedy yang merupakan seorang penggemar cerutu telah lebih dulu memerintahkan pengawalnya untuk membeli 1.200 cerutu Kuba.

Kennedy meminta Kepala Urusan Pers Gedung Putih Pierre Salinger yang juga menggemari cerutu Kuba untuk membelikannya 1.200 batang cerutu merk Petit Upmanns. Kennedy hanya memberikan satu hari ke Salinger untuk memborong cerutu dari negeri komunis itu.

Keesokan harinya, Salinger berhasil mendapatkan sekira 1.200 cerutu merk Petit Upmanns, tak lama kemudian Presiden Kennedy menandatangani dekrit yang melarang semua produk Kuba masuk ke wilayah AS.

"Saya berjalan keluar kantor sambil bertanya-tanya, apakah Saya akan berhasil mendapatkan cerutu sebanyak itu. Namun karena Saya adalah seorang penggemar cerutu Kuba, Saya tahu banyak toko yang menjualnya," ujar Pierre dalam pengakuannya kepada Majalah Cigar Aficionado seperti dikutip Daily Mail Rabu, (8/2/2012).

Setelah berhasil melaksanakan tugasnya, Pierre menghadap Kennedy. Tidak lama kemudian, Kennedy memberlakukan embargo perdagangan terhadap Kuba.

"Dia mengeluarkan kertas yang panjang dan menandatanganinya. Itu adalah keputusan embargo terhadap seluruh produk Kuba. Setelah kertas itu ditandatangani, maka cerutu Kuba menjadi barang yang ilegal di AS," imbuhnya.

Embargo perdagangan yang dijatuhkan AS terhadap Kuba terjadi setelah, pemimpin Kuba Fidel Castro menasionalisasi seluruh perusahaan AS yang berada di Kuba. Tidak hanya itu, Castro dilaporkan juga menjalin hubungan baik dengan Uni Soviet.

Tak lama setelah itu AS pun melancarkan invasi Teluk Babi pada 1961 sebagai usaha untuk menyingkirkan Castro dari tampuk kekuasaan. Meski demikian, usaha Paman Sam terbukti gagal.(rhs)

Jatim Sumbang 60 Persen Rokok Nasional




SURABAYA (suarakawan.com) – Jawa Timur masih menjadi propinsi terbesar yang menyumbang pendapatan negara dari cukai rokok, sekaligus produsen terbesar rokok yang menguasai 60 persen produksi nasional. Dari total kapasitas produksi rokok nasional sebesar 240 miliar batang per tahun, 180 miliar batang rokok diproduksi di Jawa Timur.
“Kontribusi cukai tembakau dari Jatim sangat besar hingga mencapai Rp.30 triliun dari total Rp. 60 triliun hasil cukai tembakau secara nasional,” kata saifullah Yusuf, Wakil Gubernur Jawa Timur saat membuka Workshop Improving Na-Oogst Tobacco Marketing Pattern And Developing Virginia Tobacco For Imports Substitution In East Java, di hotel JW Marriot, Kamis (24/11).
Data dari Dinas Perkebunan Jatim menyebutkan, nilai tersebut dihasilkan dari luas lahan sebesar 102.000 hektar yang tersebar di 22 kabupaten/ kota.
“Produksi tembakau dari Jatim per tahun mencapai 81 ribu ton atau 56,9 persen dari produksi tembakau nasional” ujar Wakil Gubernur Saifullah Yusuf.
Jawa Timur lanjut Saifullah Yusuf mempunyai visi dan misi terkait dengan pengembangan tembakau, yaitu terwujudnya agribisnis tembakau dan industri hasil tembakau yang bernilai strategis.
“Ini harus dilakukan secara professional, berkelanjutan dan pengusahaannya memperhatikan tuntutan masyarakat domestik dan global. Sementara misinya yaitu pengusahaan tembakau tetap dipertahankan selama pasarnya masih membutuhkan” imbuh Gus Ipul, sapaan akrab Wakil Gubernur.
Tujuan internasional workshop ini kata Gus Ipul, secara umum ingin mempertahankan eksistensi tembakau Naa-Oogst (NO) dan mengembangkan tembakau Virginia sebagai substitusi impor yang saat ini telah mencapai 36 ribu ton.
Workshop juga membahas prospek tembakau cerutu (Na-Oogst) dan memperbaiki pola pemasaran tembakau eksportir sebagai pembeli dan pengguna NO, dengan kesepakatan win-win antar eksportir sebagai pembeli dan pengguna tembakau NO.
Pemerintah Propinsi Jawa Timur menanggapi kondisi tersebut, tidak serta merta menolak pengendalian dampak produk tembakau terhadap kesehatan. Namun tetap ada upaya pengendalian dampak tembakau terhadap kesehatan, meski tidak melahirkan larangan merokok kecuali terhadap anak-anak.
Gus Ipul berharap, hasil pelaksanaan workshop ini memunculkan terobosan baru agar permasalahan yang sering dihadapi petani tembakau yaitu pemasaran dapat diatasi. Masalah lain yang sering timbul yaitu mengenai fluktuasi harga tembakau yang begitu tajam, serta keadaan dimana dua atau lebih pelaku usaha menguasai penerimaan pasokan atau menjadi pembeli tunggal sehingga merugikan petani tembakau.(PetrusR/jto)
Keterangan Foto: Wagub Jatim Saifullah Yusuf pada pembukaan Workshop tentang Tambakau.(PetrusR)

Cerutu Indonesia Unjuk Gigi di Kuba


Cerutu Indonesia-Indonesia sebagai produsen rokok. Padahal Indonesia juga memiliki industri cerutu. Cerutu Indonesia mungkin belum dapat menyamai industri cerutu Kuba yang telah berdiri sejak abad ke-16. Namun, kualitas tembakau Indonesia sudah diakui dunia. Keikutsertaan Indonesia dalam festival cerutu internasional bertajuk 'XII Festival Habano' di Palacio de los Convenciones, Havana, Kuba, ingin membuktikan bahwa cerutu Indonesia sejajar dan layak dijadikan produk dunia.

Lihat saja di antara jepitan jari para bule penikmat cerutu, ada nama Wismilak dan Sultan. Cerutu-cerutu Indonesia sedang unjuk gigi di Kuba.

Para penikmat cerutu di Kuba atau Club de Fumadores de Cuba, ikut menjajal cerutu Indonesia dalam festival 22-26 Februari 2010 lalu. Adalah Lydia Tamboto dan suaminya Kastorius Sinaga yang membawa lima cerutu Indonesia ke sana. Cerutu itu adalah Wismilak, Sultan, Dos Hermanos, Tambo dan Gold Seal (cerutu mini).

"Kebetulan saya baru pulang minggu lalu dari Kuba untuk memperkenalkan cerutu Indonesia. Cukup lumayan perhatiannya," kata Lydia, pemilik Havana Gallery kepada detikcom saat ditemui di tokonya, di Plaza Indonesia, Jl MH Thamrin, Jakarta, Kamis (18/3/2010) malam.

Menurut Lydia, dunia hanya mengenal Indonesia sebagai produsen rokok. Padahal Indonesia juga memiliki industri cerutu. Diakui dia, cerutu Indonesia mungkin belum dapat menyamai industri cerutu Kuba yang telah berdiri sejak abad ke-16. Namun, kualitas tembakau Indonesia sudah diakui dunia

"Buktinya, produk cerutu dunia di Amerika Latin atau Eropa menyebutkan komponen tembakaunya berasal dari Indonesia. Tembakau kita selalu masuk rating dalam produk cerutu luar negeri. Tentunya ini bisa meningkatkan citra cerutu Indonesia," jelasnya.

Cerutu Indonesia lebih rungan rasanya dibandingkan cerutu Kuba. Namun memang setiap cerutu punya cita rasa berbeda. Misalnya saja cerutu Dominika, butuh terbakar sampai dua inchi baru keluar rasanya yang khas.

Cerutu memang tidak bisa dibuat dari daun tembakau sembarangan. Butuh waktu dua tahun setelah panen, barulah daun tembakau bisa dijadikan cerutu. Daun tembakau difermentasi dahulu barulah siap digulung menjadi cerutu. Di Kuba, cerutu digulung dengan tangan dan di Belanda digulung dengan mesin. Untuk menjaga kualitas tembakau, cerutu harus disimpan dalam temperatur 20 derajat celcius dengan kelembaban 70 persen.

"Cita rasa cigar itu di daun tembakaunya. Kalau temperaturnya terlalu panas, kandungan cigar ada yang menguap dan mempengaruhi rasanya," tandasnya.

Karakteristik tembakau di sejumlah negara berbeda-beda. Tembakau Kuba seratnya kasar dan warnanya coklat gelap. Tembakau Dominika seratnya halus dan berwarna cokelat muda. Walau semua asal benih tembakau sama, ketika ditanam di suatu negara menghasilkan kualitas tembakau yang berbeda. Ini sangat dipengaruhi unsur tanah, cuaca dan terik matahari. Biasanya tembakau untuk rokok paling bagus ditanam pada saat musim panas, sementara untuk cerutu pada musim penghujan.

Menurut Lydia, tidak ada lagi yang berbisnis cerutu di Jakarta. 2 Toko cigar di Jakarta sudah tutup. Namun karena Lydia dan suaminya memang hobi, bisnis toko cerutunya bisa bertahan. Apalagi ada sejumlah komunitas yang sudah menjadi pelanggan setia. "Memang kalau lebih besar pasak dari tiang pastinya pastinya tutup. Tapi, karena ini hobi, ya terus jalan," pungkasnya.

Lydia berbagi tips untuk menikmati cerutu. Para pemula bisa memilih cerutu berasa mild sampai medium. Biasanya penikmat cerutu akan mencocokan sendiri jenis dan ukuran cerutu yang sesuai. Semua punya rasa yang berbeda. Untuk menyulut cerutu, ujung cerutu dibakar sambil cerutu diputar-putar. Sementara pangkalnya dihisap. Pembakaran terus dilakukan sampai cerutu terbakar sempurna dan merata.

Cara menghisap cerutu tidak sama dengan rokok biasa. Cerutu hanya dihisap sampai rongga mulut untuk dinikmati cita rasanya. Kemudian asap dihembuskan keluar. Demikian seterusnya sampai cerutu habis. Cerutu pun harus dinikmati dengan kondisi tenang. Cerutu yang dihisap terlalu cepat akan menimbulkan rasa panas dan merusak cita rasa. Sebaliknya, cerutu yang dihisap terlalu lambat akan cenderung mati.

Cigar Aficionado

Cigar Aficionado adalah majalah Amerika yang didedikasikan untuk dunia cerutu. Diterbitkan sejak September 1992, majalah yang dikenal tentang merk-merk cerutu yang berbeda di seluruh dunia, dan untuk selebritis yang telah muncul di sampulnya. Majalah ini juga tercatat karena penentangannya pada embargo Kuba. Diberi subjudul sebagai "The Good Life Magazine for Men", diterbitkan oleh Marvin R. Shanken, yang juga menerbitkan majalah Wine Spectator. Kini editornya adalah Gordon Mott.

Daftar selebriti yang ditampilkan di sampul Cigar Aficionado

Sampul majalah Cigar Aficionado yang menampilkan aktor kelahiran Kanada William Shatner
  • 1992:
    • tiada

Pranala luar

Produksi Tembakau Cerutu Terancam

KOMPAS/IWAN SETIYAWAN
Ilustrasi


JEMBER, KOMPAS.com -- Petani tembakau bahan cerutu Besuki Naa Oogst berharap perhatian pemerintah. Mereka butuh bantuan untuk perbaikan gudang pengasapan daun tembakau.
Selama proses pengeringan daun tembakau musim tanam 2011, sebanyak 22 gudang pengeringan musnah dilalap api beserta tembakau isinya. Pengeringan dilakukan untuk memperoleh hasil produksi sesuai dengan permintaan pasar.
Kerusakan gudang terjadi lagi akibat puting beliung yang merubuhkan 48 gudang pada Januari 2012. "Ini sangat mengkhawatirkan bagi kelangsungan produksi daun tembakau bahan cerutu," kata Bendahara Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Jember Abdul Kadir kepada Komisi B DPRD Jember, Rabu (29/2/2012) di Jember, Jawa Timur.
Jika dibiarkan tanpa bantuan apa-apa, menurut Kadir, kian lama produksi tembakau bahan cerutu kian berkurang karena keterbatasan sarana untuk pengeringan.
Ketua Asosiasi Petani Tembakau Naa Oogst Jember H Abdul Halim Hamam menambahkan, setiap musim tembakau selalu ada gudang pengeringan ludes dilalap api bersama isinya. Pada tahun 2010, gudang pengeringan yang terbakar sebanyak 25 unit dan dibangun kembali oleh pemiliknya sebanyak 11 unit.
Anggota Komisi B DPRD Jember H Karimullah mengatakan, petani harus diberdayakan sehingga perlu dapat bantuan. Penguatan kelembagaan petani harus dilakukan. "Mereka perlu perhatian dan bisa dibantu dari dana alokasi cukai," ujar Karimullah.

Cerutu atau serutu (dari bahasa Tamil சுருட்டு, suruṭṭu, yang berarti "gulungan")

Cerutu


Beberapa merek cerutu.
cerutu dan pemotongnya
Cerutu atau serutu (dari bahasa Tamil சுருட்டு, suruṭṭu, yang berarti "gulungan") adalah gulungan utuh daun tembakau yang dikeringkan dan difermentasikan, yang – mirip dengan rokok – salah satu ujungnya dibakar dan asapnya dihisap oleh mulut melalui ujung lainnya. Tembakau untuk cerutu terutama dibudidayakan di negara-negara seperti Brasil, Kamerun, Kuba, Republik Dominika, Honduras, Indonesia, Meksiko, Nikaragua, dan Amerika Serikat dengan cerutu dari Kuba dianggap merupakan ikon untuk cerutu.

 Sejarah

Explorer Christopher Columbus umumnya dikreditkan dengan memperkenalkan tembakau ke Eropa. Dua awak Columbus selama perjalanan 1492, Rodrigo de Jerez dan Luis de Torres, yang dikatakan telah ditemui tembakau untuk pertama kalinya di pulau San Salvador di Bahama, ketika pribumi yang disajikan dengan daun-daun kering yang tersebar aroma yang aneh. Tembakau tersebar secara luas di antara semua pulau-pulau di Karibia dan karena itu mereka lagi ditemui di Kuba, di mana Columbus dan anak buahnya telah menetap. [1]
Sekitar tahun 1592, di Spanyol Galleon San Clemente membawa 50 kilogram (110 lb) benih tembakau ke Filipina melalui Acapulco-rute perdagangan Manila. Benih itu kemudian didistribusikan di antara misi Katolik Roma, di mana ulama menemukan iklim dan tanah sangat baik untuk tanaman tembakau berkualitas tinggi di tanah Filipina.
Pada abad ke 19, cerutu merokok Common, sementara rokok masih relatif langka. Pada awal abad ke-20, Rudyard Kipling menulis puisi merokok terkenal, "The bertunangan." Bisnis cerutu adalah industri yang penting, dan pabrik mempekerjakan banyak orang sebelum mekanik pembuatan cerutu menjadi praktis.
Dimulai pada 1860-an ketika Vicente Martinez Ybor Key West menggerakkan bisnis cerutu ke bagian Tampa yang kini dikenal sebagai Kota Ybor, membuka Principe de Gales (Prince of Wales) pabrik lama setelah saingan Flor de Sanchez & Haya membuka pabrik, daerah itu menjadi pusat utama untuk pembuatan cerutu. [2]
Di New York City, cerutu dibuat oleh rol bekerja di rumah mereka sendiri. Hal ini melaporkan bahwa hingga tahun 1883, cerutu sedang diproduksi di apartemen 127 rumah di Kota, mempekerjakan 1.962 keluarga dan 7.924 individu. Sebuah undang-undang negara yang melarang praktik, lulus akhir tahun itu atas desakan serikat buruh atas dasar bahwa praktik upah ditekan, diperintah inkonstitusional kurang dari 4 bulan kemudian. Industri, yang telah pindah ke Brooklyn dan tempat-tempat lain di Long Island sementara hukum yang berlaku, kemudian kembali ke Kota. [3]
Seperti tahun 1905, ada 80.000 operasi pembuatan cerutu di AS, sebagian besar dari mereka kecil, keluarga-toko dioperasikan di mana cerutu digulung dan dijual segera. [2]
Banyak cerutu modern, sebagai masalah prestise dan kualitas, masih digulung dengan tangan, paling terutama di Amerika Tengah dan Kuba dan juga di chinchales ditemukan di hampir semua kota yang cukup besar di Amerika Serikat. [2] Kotak-kotak cerutu linting tangan beruang totalmente kalimat yang mano (benar-benar dengan tangan) atau hecho a mano (dibuat dengan tangan).

Komposisi

Cerutu terdiri dari tiga jenis daun tembakau, variasi yang akan menentukan rasa merokok dan karakteristik:

Lapis pembungkus

Sebuah cerutu akan telihat dari balutan daun terluar atau pembungkus yang berasal dari bagian perkebunan yang luas dan penentuan atas pembungkus cerutu dapat menjelaskan karakter dan rasa termasuk dengan warnanya yang sering dipergunakan untuk menggambarkan cerutu secara keseluruhan. Penunjuk warna yang adalah sebagai berikut, dari terang ke gelap:
Warna Keterangan
Double Claro sangat ringan, agak kehijauan (juga disebut Candela, American Market Selection atau jade); dicapai dengan memetik daun sebelum jatuh tempo dan pengeringan cepat; sering ditanam di Connecticut.
Claro cokelat terang atau kekuningan yang menunjukkan naungan-tumbuh tembakau.
Colorado coklat kemerahan (juga disebut Rosado atau "Corojo").
Colorado Claro agak kecokelat, khususnya yang berkaitan dengan tembakau yang ditanam di Republik Dominika atau di Kuba.
Colorado Maduro coklat tua; khususnya yang berkaitan dengan tumbuhan tembakau Honduras atau Kuba.
Natural cokelat muda sampai cokelat yang seperti umumnya tumbuh pada daerah yang kaya sinar matahari.
Maduro cokelat gelap yang sangat gelap.
Oscuro a.k.a. "Double Maduro", hitam, sering berminyak dalam penampilan; terutama tumbuh di Kuba, Nicaragua, Brazil, Mexico, dan Connecticut, Amerika Serikat.
Beberapa pabrik menggunakan alternatif penunjukan:
Designasi Akronim Keterangan
Pilihan pasar Amerika AMS sinonim dengan Double Claro
Pilihan pasar Inggris EMS dapat merujuk pada semua warna lebih kuat dari Double Claro tetapi tetap lebih ringan dibandingkan dengan Maduro
Pilihan pasar Sepanyol SMS salah satu dari dua warna tergelap, Maduro dan Oscuro
Secara umum, pembungkus yang gelap menambahkan sentuhan cerutu, sedangkan bagi yang ringan menandakan tanda-tanda kekeringan ke rasa. Pada umumnya diterima bahwa pembungkus menyumbang sekitar 40 persen dari rasa, sementara isi dan penutup menyumbangkan 60 persen bagi cita-rasa [1]Hal ini umumnya diterima bahwa cerutu Maduro lebih kuat dalam hal rasa dibandingkan dengan cerutu yang sama dalam bungkus yang lebih ringan akan tetapi ini tidak berlaku untuk semua produk cerutu.

Penutup bungkus

Penutup bungkus atau binder adalah daun elastis digunakan untuk terus bersama pengisi tandan. Pada dasarnya, binder adalah pembungkus yang membalut lubang, kerusakan, perubahan warna atau pembuluh daun yang berkelebihan.

Ukuran dan bentuk

Cerutu biasanya dikategorikan berdasarkan ukuran dan bentuk cerutu yang secara bersama-sama dikenal sebagai vitola.
Ukuran cerutu diukur oleh dua dimensi: berdasarkan cincin ukuran (diameter dalam enam puluh-perempat dalam satu inci) dan panjang (dalam inci).

Referensi

  1. ^ Frank, Michael,Taste and Flavor,Cigar 101, Cigar Aficionado Magazine

Pranala luar

Taru Martani yang berarti “daun kehidupan“

dsc03523a.JPG Di Jogja kita bisa jalan-jalan ketempat yang tidak biasanya yaitu melihat-lihat pabrik. Ini adalah sebuah  pabrik cerutu tua yang didirikan sejak jaman penjajahan Belanda yang sampai saat ini masih beroperasi dan berada ditengah-tengah kota Jogja. Pabrik ini berdiri sejak tahun 1918.
Pabrik ini pertama kali berdiri didaerah Bulu, pinggir Jalan Magelang, dengan nama N.V. Negresco. Pada tahun 1921, pabrik itu pindah lokasi ke wilayah yang sekarang Baciro, sebelah barat Stadion Mandala Krida Yogyakarta atau timur jembatan layang Baciro. Masa penjajahan Jepang, nama pabrik sempat diubah menjadi Java Tobacco Kojo. Saat itulah pabrik ini mencapai kejayaannya karena didukung oleh mesin-mesin pembuat rokok putih yang didatangkan pemerintah Jepang dari B.A.T Cirebon.
Perang Dunia II berakhir. Sultan Hamengku Buwono IX mengambil alih dan mengganti nama perusahaan itu menjadi Taru Martani yang berarti “daun kehidupan“. Namun, tahun 1949, Belanda menguasai Yogyakarta , dan pabrik jatuh ke tangan N.V.Negresco, pemilik lama. Meski begitu, pabrik tak bisa beroperasi karena terjadi kekacauan politik. Tahun 1951, BAT memboyong kembali mesinnya ke Cirebon. Akibatnya, pabrik di Yogya dibiarkan kosong.
Setahun kemudian, pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Bank Indonesia membeli perusahaan ini dan namanya kembali menjadi Taru Martani. Ketika itu ada hanya tiga merek cerutu yang diproduksi, yakni Mundi Victor, Senator, dan Elomercio. Sementara untuk kertas sigaret adalah Chaveaux Blancs. Di tahun 1957 produksi ditambah berupa tembakau shag dan dua merek rokok kretek, yakni Roro Mendut dan Roro Jonggrang.
Tahun 1972, Sri Sultan HB IX yang waktu itu menjabat Wakil Presiden RI, menjadikan perusahaan ini menjadi milik pemerintah DIY. Nama pun berubah lagi menjadi PD Taru Martani.
Saat ini PD Taru Martani telah memproduksi 14 jenis cerutu, yaitu Cigarillos, Extra Cigarillos, Senioritas, Panatella, Half Corona, Corona, Super Corona/Grand Corona, Boheme, Royal Perfecto, Rothschild, dan Churchill. Sementara sebagai variasinya, Taru Martani memproduksi cerutu dalam tiga aroma, yaitu nature cigar atau murni tembakau, flavour cigar atau tembakau dengan tambahan aroma (mint, vanila, rhum, hazelnut) dan mild cigar. Kebanyakan produk adalah untuk export diantaranya ke Asia, Belanda, Belgia, Jerman, Cekoslovakia, Amerika dan Eropa.
Beberapa merek cerutu legendaris masih diproduksi seperti Senator dan Mundi Victor ada juga merek Adipati, Ramayana dan Borobudur sejak tahun 1970. Tembakau rajang tersedia dengan Van Nelle, Drum, dan Countryman.
Mari sekali-kali lihat pabrik pembuatan cerutu ini seluas 2 hektar, tempatnya asri dengan halaman yang luas.
dsc03534a.JPG
http://rinangpramito.blogdetik.com/cerutu/

Selasa, 03 April 2012

Pabrik Cerutu Cohiba

Cohiba Cigar Factory: Exclusive Photos

04.03.2011 @ 08:01 AM in environment


The Cohiba Cigar Factory is a state Cuban enterprise. Excursions are not allowed here, no tourists can come in. The only exception is made for specially invited officials.

Cohiba from Indian: a bunch of tobacco leaves wrapped in a big leaf. Inhaling a tobacco aroma, the Indians contacted the ancient Gods this way. That's why the silhouette of a chief is depicted on the emblem of the brand as a token of gratitude to the bygone Indian generations.
Cohiba is a legendary factory. Founded in 1966 it was the first cigar production opened after the revolution. In short, its history is the following. A Fidel Castro's bodyguard smoked unusually aromatic strong cigars made by his friend in one of the factories of Havana. Castro saw the true value of that tobacconist and hired him so that he made personal cigars for him. Soon the elite production was opened in El Laguito.

Initially only women worked in the factory and all the production was made as gifts for foreign guests and diplomats. Its quality was half a battle as only the best tobacco was used here. Some time later the brand became very popular all over the world.

The entrance hall.

This lady not only welcomes guests but also serves as a speaker on the "inner radio". Her well-trained voice sounds all over the factory and informs the workers about everything - from news to "reports from the fields".

The Cuban tobacco is 100% natural. All chemical admixtures and pesticides are forbidden here. Pictured: the first stage of the production called fermentation. The longer tobacco is fermented the less nicotine and ammonium it contains. Fermentation is held in a dark closed room. After the third stage of fermentation is done, the leaves of tobacco are to be sorted.

But at first they are thoroughly examined if they are damaged or contain some bugs. Then their stretching and elasticity are tested. All the work is done by hand.

Each leaf is valuable and unique. They are sorted by quality and color, then recounted and placed in separated piles.

The cigar tobacco shouldn't contain large stems thus they are carefully pulled out.

Tobacco sorted this way goes to the next workshop. Here it passes several stages of blending and then goes to one or another sort of cigars. It's worth mentioning that all the stages are under close control. It proves one of the most popular tools here - a notebook with numerous numbers and a pen.

The bundles of tobacco waiting their turn for being blended. To define the aroma of the essential oils and compose the sorted mixture is the most subtle and important stage of the production, it's a real art accessible to only few people.

The white house on the string is the trap for cigarette beetles.

Silence, moisture, coolness... Aromas of the essential oils turn one's head.

The sorted tobacco goes into a craftsman's hands. 

At first the craftsman cuts out the stem and cuts off the edges of the leaf. A special knife called chaveta is used. All expensive sorts of cigars are made from a single tobacco leaf. The air should easily come through the cigar and the aroma should be easily inhaled. Besides, the shape of the ash "cap" also plays an important role. An accurate cap on the tip of a cigar is a sign of a good quality.

The director of the factory.

Cigars don't like the temperature and moisture differentials and their "best before" date depends on where and how they are stored.

A cigar consists of 3 parts: tripa, capote and capa. 

Tripa is a filling of the cigar, its central part. It consists of several whole leaves without any veins and stems. All of them are of the same width. If one leaf of the filling is thicker than another, the speed of their burning will be different. The leaves used in a filling are both the coarsest and the most fragrant.

The filling is pleated and it's possible to do only by hand. That's why handwork cigars are so valued. These pleats burn well and allow the air to easily come through the cigar.

Capote is the wrapping which helps to keep the filling inside. This leaf is a little thinner than the inner one but the strongest one. It's responsible for the shape of the cigar. The material is pressed in special forms.

Checking the quality of the packing.

Then it goes under the press.

Capa is the most expensive and elastic leaf, the best one responsible for the outer appearance of the cigar which is wrapped in it. Usually it's a very thin and pleasantly smelling leaf. 

When the cigars are done their stretching is examined. If the test is passed it moves to the next stage - the color sorting.


These women have a wonderful sense of smell. They check if the cigars suit the bouquet of aromas - a unique skill passed on from generation to generation.

All the cigars should have an ideal shape and be of the same color in a box. A specialist defines more than 90 colorings of a tobacco leaf.

If one didn't know it's a cigar production, one would think it's a sausage factory.

Can you see the difference?

Sorted products.


Marking. Every label is under strict control.

Pasting the label by hand.

A ready-made production.

There are about 20 sorts of Cohiba. A box of Cohiba Esplendido (25 cigars) costs about $380 on Cuba. As for Europe, its price is more than 1000 euros there.


Some of the sorts aren't sold at all. They are only exported. One should remember Cohiba is the most expensive cigars which are mainly considered an element of prestige.

via dima-chatrov