“Kontribusi cukai tembakau dari Jatim sangat besar hingga mencapai Rp.30 triliun dari total Rp. 60 triliun hasil cukai tembakau secara nasional,” kata saifullah Yusuf, Wakil Gubernur Jawa Timur saat membuka Workshop Improving Na-Oogst Tobacco Marketing Pattern And Developing Virginia Tobacco For Imports Substitution In East Java, di hotel JW Marriot, Kamis (24/11).
Data dari Dinas Perkebunan Jatim menyebutkan, nilai tersebut dihasilkan dari luas lahan sebesar 102.000 hektar yang tersebar di 22 kabupaten/ kota.
“Produksi tembakau dari Jatim per tahun mencapai 81 ribu ton atau 56,9 persen dari produksi tembakau nasional” ujar Wakil Gubernur Saifullah Yusuf.
Jawa Timur lanjut Saifullah Yusuf mempunyai visi dan misi terkait dengan pengembangan tembakau, yaitu terwujudnya agribisnis tembakau dan industri hasil tembakau yang bernilai strategis.
“Ini harus dilakukan secara professional, berkelanjutan dan pengusahaannya memperhatikan tuntutan masyarakat domestik dan global. Sementara misinya yaitu pengusahaan tembakau tetap dipertahankan selama pasarnya masih membutuhkan” imbuh Gus Ipul, sapaan akrab Wakil Gubernur.
Tujuan internasional workshop ini kata Gus Ipul, secara umum ingin mempertahankan eksistensi tembakau Naa-Oogst (NO) dan mengembangkan tembakau Virginia sebagai substitusi impor yang saat ini telah mencapai 36 ribu ton.
Workshop juga membahas prospek tembakau cerutu (Na-Oogst) dan memperbaiki pola pemasaran tembakau eksportir sebagai pembeli dan pengguna NO, dengan kesepakatan win-win antar eksportir sebagai pembeli dan pengguna tembakau NO.
Pemerintah Propinsi Jawa Timur menanggapi kondisi tersebut, tidak serta merta menolak pengendalian dampak produk tembakau terhadap kesehatan. Namun tetap ada upaya pengendalian dampak tembakau terhadap kesehatan, meski tidak melahirkan larangan merokok kecuali terhadap anak-anak.
Gus Ipul berharap, hasil pelaksanaan workshop ini memunculkan terobosan baru agar permasalahan yang sering dihadapi petani tembakau yaitu pemasaran dapat diatasi. Masalah lain yang sering timbul yaitu mengenai fluktuasi harga tembakau yang begitu tajam, serta keadaan dimana dua atau lebih pelaku usaha menguasai penerimaan pasokan atau menjadi pembeli tunggal sehingga merugikan petani tembakau.(PetrusR/jto)
Keterangan Foto: Wagub Jatim Saifullah Yusuf pada pembukaan Workshop tentang Tambakau.(PetrusR)
1 komentar:
"serta keadaan dimana dua atau lebih pelaku usaha menguasai penerimaan pasokan atau menjadi pembeli tunggal sehingga merugikan petani tembakau."
menurut saya itu adalah realita,,,
sebenarnya petani di jawa timur sangat memberikan sumbangsih yag besar, tetapi pembeli tunggal merugikan petani. dalam hal ini pemerintah harus bisa memikirkan kami para petani tembakau,,
setelah susah payah kami menanam tembakau , dengan tenaga, biaya, waktu yang kami keluarkan dan ternyata atas kehendak 1 pengusaha pembeli tembakau memberikan harga murah meriah, itu sangat merugikan kami petani tembakau.. pengusaha ini harus dimusnahkan saja dimuka bumi ini..
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.