1.1 Sejarah Produk Taru Martani, Cigar Van Java
Sejak
tahun 1918, Taru Martani senantiasa menciptakan formulasi campuran
tembakau cerutu yang bercita rasa tinggi guna memenuhi keinginan dari
pecinta cerutu sejati. Saat ini Taru Martani memproduksi 14 jenis cerutu
yang sudah dikenal diseluruh dunia, yaitu Cigarillos/Treasure, Extra
Cigarillos, Senoritas, Panatella, Slim Panatella, Half Corona, Corona,
Super Corona / Grand Corona, Boheme, Royal, Perfecto, Rothschild, and
Churchill.
Taru
Martani saat ini memproduksi 3 formulasi campuran cerutu yaitu :
Natural Cigar (murni tembakau), Flavour Cigar (tembakau dengan
saus/aroma Mint, Amareto, Vanilla, Rum dan Hazelnut) dan Mild Cigar
(tembakau "ringan'). Untuk bahan baku, Taru Martani mendatangkan
tembakau dari daerah Besuki, Jember, Jawa Timur. Tembakau tersebut
bernama Java Besuki yang memiliki rasa tembakau yang cukup menonjol
dengan warna coklat kehitaman.
Java
Besuki digunakan untuk pembungkus dalam (omblad) dan pembungkus luar (
dekblad) cerutu. Sementara untuk isi (filler) digunakan tembakau Java
Besuki yang telah dicampur dengan tembakau dari Havana dan Brasil.
Keunikan pembuatan cerutu Taru Martani adalah karena semua proses
pembuatannya dilakukan secara manual dengan tangan. Oleh karena itu
dapat dikatakan setiap batang cerutu dibuat dengan ketelitian tinggi dan
menjadi hasil karya yang terpilih.
Empat
belas jenis cerutu produksi Taru Martani saat ini telah menjadi
komoditi ekspor yang cukup menjanjikan. Pasarannya merambah negara
Belanda, Belgia, Jerman, Cekoslovakia, Amerika, Asia dan dalam waktu
dekat Taru Martani akan melebarkan sayap ke Eropa Timur dan Eropa Tengah
serta ASEAN.
PD.
Taru Martani, sebuah perusahaan dagang milik pemerintah daerah yang
hingga kini masih memproduksi cerutu baik untuk dalam dan luar negeri.
PD Tarumartani berdiri pada tahun 1918. Waktu itu didirikan oleh salah
seorang penduduk berkewarganegaraan Belanda.
Awalnya
pabrik ini didirikan di daerah Bulu, tepi jalan Magelang dan bernama
N.V. Negresco. Dan pada tahun ketiga 1921 baru dipindahkan ke lokasi
yang sekarang ini. Pada masa pendudukan Jepang di Jogjakarta, pabrik ini
pun berganti nama menjadi Java Tobacco Kojo. Dan baru pada 23 September
1972 nama PD. Taru Martani diresmikan oleh menteri ekuin yang kala itu
dijabat oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX.
Taru
Martani tidak diambil sebagai nama tanpa makna. Seperti orang jawa pada
umumnya, sebuah nama selalu memiliki makna tertentu. Taru atau (n)daru
bermakna daun, sedangkan martani berarti kehidupan. Jadi arti dari Tari
Martani adalah daun (tembakau) yang memberikan sumber kehidupan. Tentu
saja ini bagi petani tembakau dan karyawan pabrik. Bagi perokok (aktif
maupun pasif) daun tersebut justru akan mengambil kehidupannya.
1.2 Pola Bisnis Taru Martani
Dalam
mobilitas kegiatan usahanya, Taru Martani menerapkan ”Strategi Bisnis
Model 6 komponen bangunan ekonomi” sebagai acuan pengembangan kegiatan
usaha untuk jangka prndek, menengah dan jangka panjang, rancangan
strategi bisnis tersebut diharapkan dapat menjadi landasan bagi
tercapainya visi dan misi perusahaan.
1.3 Visi dan Misi Taru Martani
1.3.1 Visi
Visi
Perusahaan Taru Martani adalah mewujudkan masyarakat atau sumber daya
manusia yang berketerampilan, berpengetahuan dan berakhlak dalam
mengelola dan mengendalikan Sumber Daya Alam, Sumber Daya Ekonomi secara
komprehensif, terpadu dan berkesinambungan sehingga pada gilirannya
akan diperoleh masyarakat yang berkeadilan, makmur dan sejahtera. Selain
itu juga menjadikan perusahaan sebagai lokomotif ekonomi yang dapat
mendayagunakan seluruh potensi yang dimiliki guna memberikan
kemaslahatan dan kesejahteraan bagi masyarakat khususnya yang
berdomisili di Propinsi Daerah Iastimewa Yogyakarta.
1.3.2 Misi
Sementara
Misi Taru Martani adalah mendorong terbentuknya fungsi dan peran
Perusahaan sebagai Lokomotif Ekonomi yang berorientasi pada laba (profit
oriented) dengan bertindak secara komersial dengan tujuan memberikan
kontribusi PAD sebesar-besarnya pada pemegang saham dan sekaligus
berorientasi pula pada peningkatan kemaslahatan (benefit oriented) bagi
para ”Stake Holder”.
1.4. Distribusi dan Perdagangan
Peluang
pengembangan bisnis Taru Martani dari aspek hilir (demand-side) sangat
potensial khususnya pengembangan bisnis di sektor distribusi dan
perdagangan baik nasional maupun internasional. Selanjutnya setiap
pengembangan bisnis di sektor hilir disinkronisasi agar dapat mendukung
core competence perusahaan.
1.5 Insan
Pada
akhirnya ”Strategi Bisnis Model 6 komponen ekonomi” yang memfasilitasi
tercapainya visi dan misi perushaan bisa terlaksana jika didukung oleh
sumber daya manusia yang berketerampilan, berpengetahuan dan berakhlak
serta berkompeten sehingga mampu mengelola perusahaan dengan baik. Untuk
menunjang aspek ini maka diperlukan budaya perusahaan ”corporate
culture” yang memperhatikan aspek sosiologis, spiritual, budaya lokal
serta tuntutan budaya industri modern.
1.6 Budaya Perusahaan
Budaya perusahaan Taru Martani pada prinsipnya berlandaskan pada 3 (tiga) sasaran utama, yaitu:
- Mengusahakan rasa aman bagi karyawannya
- Mengembangkan lingkungan kerja yang kondusif untuk menciptakan rasa nyaman
- Membentuk sumber daya manusia yang berintegritas
Sebagai
penunjang budaya perusahaan agar dapat terimplementasi dengan baik,
perusahaan memayunginya dengan kebijakan ”Corporate Governance” yang
bijaksana dan dinamis. Untuk mencapai optimalisasi itu dalam struktur
organisasi perusahaan dirancang konsep ”Strategic Committee” yang
menjadi jembatan antara kebijakan strategis dan penjabaran operasional.
”Strategic Committee” melibatkan unsur Badan Pengawas dan Direksi.
Selanjutnya jajaran manajemen perusahaan yang terdiri dari direksi dan
kepala bagian membentuk ”Executive Committee” sebagai komite operasional
yang menusun dan menetapkan kebijakan manajerial perusahaan, dimana
selanjutnya akan dilaksanakan oleh jajaran Kepala Seksi yang tergabung
dalam ”Implementation Committee”
0 komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.